Thursday, March 1, 2007

MUSIM PETIR TELAH TIBA

Aku tinggal di kota Depok. Jawa Barat. Menjelang dan selama musim hujan, banyak petir singgah di tempatku pada siang, sore atau malam hari saat aku masih terlelap. Suara petir di Depok sangat keras. Didahului cahaya kilat yang sering membuat bulu kuduk merinding, lalu disusul ledakan suara petir. Duuaaaaarrrr….!!! Ledakan suara petir sering membuatku terbangun kalau tidur sore. Kalau sedang hujan, Bapak menyuruhku tidur di kamar bawah saja. Oh ya, kamarku ada di lantai atas. Waktu masih kecil, aku sering minta ditemani tidur saat hujan. Ibu dan Bapak menaruh tangannya di dadaku. Rasanya nyaman dan aman, tidurku jadi nyenyak.

Beberapa hari yang lalu, kilat dan gemuruh petir kembali muncul di Depok, mungkin juga di daerah lain.
Aku bertanya pada Ibu dan Bapak tentang petir. Bapak mencarikan artikel tentang petir di internet. Ada beberapa yang berbahasa Indonesia yang bisa aku mengerti. Tapi, sebagian besar artikelnya berbahasa Inggris. Bapak dan Ibu kemudian menterjemahkannya agar aku bisa mengerti. Aku mencoba menuliskan apa yang kupahami, kemudian Bapak dan Ibu memperbaikinya. Hasilnya adalah seperti ini.

Indonesia Sarang Petir

Sekarang, matahari berada di sebelah selatan bumi. Saat itu merupakan periode petir atau periode konveksi untuk bumi selatan.
Secara meteorologis, periode petir di Indonesia terjadi antara bulan Desember hingga Februari. Kondisi meteorologis di Indonesia memang sangat ideal bagi terciptanya petir, karena memenuhi syarat-syarat untuk terjadinya petir. Syaratnya adalah udara naik, lembab, dan ada partikel bebas. Panas matahari di Indoneia yang terletak di wilayah tropis menyebabkan udara naik. Sebagai negara kepulauan, air laut yang menguap menghasilkan kelembaban dan partikel bebas.

Karena itu, kejadian petir di Indonesia tergolong tinggi bahkan bisa disebut tertinggi di dunia bersama sejumlah negara Afrika Tengah seperti Nigeria, Kamerun, dan Kongo, serta Karibia di Amerika. Daerah Cibinong, Jawa Barat sempat tercatat pada Guiness Book of Records 1988, dengan jumlah 322 petir per tahun. Kerapatan sambaran petir di Indonesia juga sangat tinggi, yaitu 12/km2/tahun yang berarti pada setiap luas area 1 km2 kemungkinan dapat menerima sambaran petir sebanyak 12 kali setiap tahunnya. Sering sekali, ya? Energi yang dihasilkan oleh satu sambaran petir mencapai 55 kwhours. Jadi, Indonesia bukan saja sarang gempa, tetapi juga sarang petir dunia. Serem yach. Tapi, jangan takut. Banyak cara untuk menghindarinya.

Berlindung Saat Ada Petir

Bapakku bercerita , saat kuliah, ia mempunyai sahabat cilik yang meninggal karena disambar petir sewaktu memperbaiki atap bocor di saat hujan. Telepon rumah kami juga pernah rusak. Kata bapak, itu akibat sambaran elektromagnetik petir. Aku cari di internet berapa korban tersambar petir di Indonesia setiap tahunnya. Sampai sekarang belum kutemukan. Dari semua bahan bacaan, aku mengerti bahaya petir. Petir adalah gejala alam yang dapat merusak. Untunglah, segala akibatnya dapat dengan mudah dihindari. Kita harus segera mencari tempat berlindung bila mendengar suara petir.

BAGAIMANA TERJADINYA PETIR

Petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan. Di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang kemudian disusul suara menggelegar. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.

Petir terjadi karena perbedaan potensial antara dua lempeng: awan – awan atau awan – bumi. Awan yang bergerak terus menerus secara teratur berinteraksi dengan awan lainnya, sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah) sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara dua lempeng cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari kedua lempeng tersebut untuk mencapai keseimbangan.

Gejala pergerakan ini sama persis saat kita memasak air. Ketika air dipanaskan, uap panas akan naik sedang yang dingin akan turun lagi. Partikel kecil yang bermuatan positif akan naik ke bagian atas sedang partikel negatif akan turun mendekati bagian bawah awan. Nah, begitu muatan yang terbentuk cukup besar, partikel yang muatannya berlawanan akan menarik dan melontarkan energinya, sehingga terjadi lompatan bunga api raksasa. Sedemikian besarnya, sampai-sampai ketika petir itu melesat tubuh awan akan terang dibuatnya.

Sambaran petir rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik dan akibatnya, udara terbelah.yang menimbulkan bunyi menggelegar. Kilatan petir mengandung muatan listrik 100 juta volt. Energi sebesar itu bisa memanaskan suhu udara hingga mencapai 40.000 derajat Celcius. Bisa dibayangkan betapa besarnya energi yang dihasilkan atau betapa berbahayanya jika petir menyambar mahluk hidup. Sebagai gambaran, energi listrik yang dilontarkan dari kilatan petir itu setara dengan 300 ton beban yang jatuh pada ketinggian 100 meter.

Ada tiga jenis sambaran petir yang terjadi. Yang paling terkenal dan paling bahaya adalah petir awan-bumi. Kebanyakan sambaran petir awan-bumi berasal dari arus negatif awan yang bertemu arus positif bumi di bawahnya. Seringkali petir awan-bumi menyambar obyek yang paling tinggi seperti atap bangunan atau bagian atas pepohonan. Bahkan sering juga menyambar manusia. Kebanyakan sambaran petir awan-bumi membawa energi negatif ke permukaan tanah, namun ada pula di antaranya yang membawa energi positif. Sambaran energi positif lebih jarang terjadi dan itupun hanya di kawasan yang lebih tinggi dari awan petirnya. Banyak ahli meteorologi meyakini bahwa sambaran energi positif ini menandakan adanya badai serupa tornado.

Namun tidak semua petir menyentuh tanah. Banyak petir yang terjadi di dalam atau antara awan petir. Jenis petir yang paling dikenal disebut petir dalam awan karena menyambar antara wilayah positif dan negatif pada awan tersebut. Kilatan petir juga tidak selalu terlihat secara kasat mata, bisa hanya secercah cahaya di atas langit. Sambaran petir yang lebih jarang terjadi antara dua area yang terpisahkan oleh awan dinamakan petir antar awan. Jenis petir ini sangat berbahaya bagi penerbangan karena bisa muncul tiba-tiba di langit yang cerah.

HAL YANG PERLU DIKETAHUI

Menghitung Jarak Sumber Petir

Seperti dijelaskan sebelumnya, muatan energi yang dikandung petir memanaskan udara disekitarnya dalam waktu yang sangat singkat. Akibatnya pemanasan cepat dan temperatur tinggi itu udara mengembang lalu menyebabkan gelombang suara. Kecepatan suara adalah 1.224 km per jam sedangkan kecepatan cahaya adalah 300.000 km per jam
. Jadi, kita akan melihat cahaya kilat lebih dahulu sebelum mendengar gelegarnya. Jika kita menghitung perbedaan waktu antara kilat petir dan suaranya, kita dapat mengetahui seberapa jauh sumber petir itu dari tempat kita berada. Untuk setiap 3 detik jaraknya adalah 1 km. Jadi, jika kita melihat kilat petir dan menghitung sampai 15 detik, sumber petir berada 5 km jauhnya dari tempat kita berada. Kalau tidak mempunyai jam, hitung saja dalam hati satu.. dua.. tiga..

Apa yang harus Dilakukan Agar tidak Menjadi Korban

Jika kamu melihat kilat petir, cobalah hitung lamanya sampai kamu mendengar suara gemuruhnya. Jika perbedaan waktunya kurang dari 30 detik berarti kamu berada cukup dekat dengan sumber petir. Segeralah mencari tempat aman.

Lakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Segera berlindung ke dalam bangunan atau mobil. Tutup jendela mobil. Jangan berlindung di mobil dengan tutup terpal atau plastik.
  2. Cabut semua peralatan listrik, hindari pemakaian telepon atau peralatan listrik. Jalur telepon dan pipa logam dapat menyalurkan listrik. (Menghidupkan lampu listrik tidak menambah kemungkinan rumahmu disambar petir).
  3. Jangan mandi di air yang mengalir. Air dapat menghantarkan arus listrik. Matikan AC. Aliran tenaga dari petir dapat membuat kompresor kelebihan beban dan akan merusak AC.
  4. Jika kamu terperangkap di luar rumah pada saat hujan dan petir, kamu harus segera bertindak:
  • Jika kamu di kebun atau hutan, berlindunglah di pohon paling pendek.
  • Jika kamu sedang berlayar atau berenang, segeralah mendarat dan cari tempat berteduh!
  • Jika sempat, berlindunglah di tempat rendah, tempat terbuka yang jauh dari pohon, tiang atau benda logam. Jangan berlindung di selokan, karena kemungkinan air akan mengalir deras. Yakinlah bahwa tempatmu berlindung tidak akan kebanjiran.
  • Jika kamu tidak mendapatkan tempat untuk berlindung yang aman, jangan berteduh di paviliun piknik, shelter bis atau pohon. Lebih baik basah karena hujan daripada kering karena disambar petir.
  • Meringkuklah di lantai. Tempatkan tanganmu di lutut dan letakkan kepalamu diantaranya dan tutup kupingmu. Buat dirimu menjadi bidang sasaran yang sekecil mungkin.
  • Jangan berbaring di lantai – ini akan membuatmu menjadi bidang sasaran yang besar.



Catatan tambahan

Karangan inimaku kirim ke KOMPAS dan dimuat pada tanggal 14 Januari 2007 dengan judul "INDONESIA SARANG PETIR"

MENGUNJUNGI KAPAL GOTHEBORG


Pada bulan Juni lalu, aku bersama Ibu, Bapak dan dua orang teman sekolahku yaitu Dimas dan Udin mengunjungi kapal Gotheborg di Tanjung Priok. Kapal ini dibuat persis sama dengan (replica asli) kapal layar Gotheborg yang dibuat pada tahun 1738 di galangan kapal Terra Nova, Stockholm, Swedia.

Pagi hari sebelum berangkat, aku dan Ibu menyiapkan bekal makan siang, sementara bapakku menjemput teman-temanku. Setelah persiapan selesai dan bapak sudah pulang dari menjemput Dimas dan Udin, kami segera berangkat. Dalam perjalanan aku dan kawan-kawanku asyik mengobrol dan tidak sabar ingin melihat kapal tersebut.

Sesampainya di pelabuhan kami lalu mencari Terminal Penumpang 2 lalu membeli karcis masuk. Di dermaga 2 ada 3 buah kapal, yaitu: Jayakarta II (kapal tunda), Ganda Dewata (kapal barang), dan kapal Gotheborg. Kami harus berbaris di antrian yang panjaaaaang sekali untuk bisa naik ke kapal Gotheborg. Dimas sampai mengeluh karena kakinya sudah capai.

Akhirnya, kami berhasil masuk ke dalam kapal Gotheborg. Menurut brosur, badan kapal tersebut dibagi menjadi 5 tingkat atau geladak, yaitu: Sun Deck (geladak matahari), Weather Deck (geladak cuaca), Gun Deck (geladak senjata), Lower Deck (geladak bawah) dan Ruang Mesin dan penyimpanan.Tetapi pengunjung hanya diperbolehakan melihat-lihat sampai ke Gun Deck.

Di Sun Deck kami asyik melihat alat penangkap sinar matahari. Alat ini bergfungsi untuk merubah tenaga matahari menjadi listrik. Setelah puas, kami turun ke Weather Deck. Di bagian ini ada ruang kontrol, ruang Perwira pertama, sekoci penyelamat, ruang Kapten, ruang Navigator, ruang peralatan Pemadam Kebakaran, Kabin dengan balkon dan ruang Kemudi. Ditempat tersebut aku tertarik dengan sekoci penyelamatnya.

Kemudian kami turun ke Gun Deck. Di sini ada Kabin Utama, ruang Rawat, ruang Dokter Kapal, gudang peralatan kayu, ruang Kepala Ahli Mesin, meriam dan jendela tembak, dan ruang Pantry. Di Gun Deck, kami menonton film tentang tempat-tempat singgah kapal tersebut sebelum merapat ke pelabuhan Tanjung Priuk.

Sebenarnya, kami ingin melihat Lower Deck, tapi tidak diperbolehkan. Menurut keterangan di brosur, di sana ada dapur dan penyimpanan makanan, hammok (tempat tidur gantung), ruang Perwira Kedua dan Tukang Kayu, ruang pembuat layar, ruang-ruang Perwira Ketiga dan kamar mandi. Lantai paling bawah merupakan Ruang Mesin dan Penyimpanan. Di bagian itu ada lemari es dan penyimpanan makanan beku, 4 tangki air dan mesin cuci, 4 tangki bahan bakar, septic tank, mesin pemroses limbah, 2 mesin yang masing-masing 550 tenaga kuda, boiler dan kompresor, serta 2 power station.

Setelah puas melihat-lihat bagian dalam kapal, kami kembali di Weather Deck. Ketika berkeliling, aku, Dimas dan Udin meminta tanda tangan para krunya. Kami mendapatkan banyak sekali tanda tangan. Mintanya pakai bahasa Inggris: “May I have your signature, please?” Keren kan. Awalnya, aku, Dimas dan Udin malu-malu bicaranya. Kemudian jadi biasa dan berani. Ada kru yang bertanya pakai bahasa Inggris, kami malah jadi bingung.

Kami duduk sebentar di geladak atas sambil melihat jangkar kapal yang besar sekali. Saat itu, kami mendengar lonceng kapal. Bapak bilang, suara lonceng digunakan sebagai pertanda awal dan akhir tugas piket awak kapal. Kami pun turun ke dermaga dan masuk ke ruang tunggu penumpang dan menikmati bekal makan siang sambil melihat kapal kapal yang berlabuh. Setelah makan, kami melihat-lihat pameran sejarah kapal Gotheborg, keping tembikar yang merupakan peninggalan East Indiaman dan kemajuan perdagangan Swedia.

Tak terasa hari menjelang sore. Kami kembali pulang ke Depok. Letih rasanya, tetapi kami senang karena mendapatkan wawasan tentang pelayaran pada masa lalu.

TENTANG KAPAL GUTHEBORG

Teman-teman mendapat wawasan kan? Nah sekarang aku lanjutkan ceritanya.

Kapal Gotheborg yang asli pernah berlayar sebanyak 3 kali. Pada akhir pelayaran yang ketiga kapal itu tenggelam. Pelayaran terakhir dimulai pada hari Senin 14 Maret 1743. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kapal itu terlihat mendekati pelabuhan Guthenburg di bagian pantai barat Swedia tanggal 12 September 1745. Tiba-tiba, kapal itu membentur karang Hunnebadan dan kandas, disaksikan para pedagang dan keluarga kru yang sedang menantikan kedatangannya.

Setelah 250 tahun, pembangunan kembali sebuah kapal replika dilakukan. Kapal Swedia Gothebork diluncurkan pada musim panas 2003 dan dua tahun kemudian kapal itu memulai pelayaran panjangya. Kapal ini merupakan simbol persahabatan tulus bangsa Swedia dengan seluruh dunia.

Kapal replika Gotheborg dibangun mengikuti metode tradisional dan bahan yang sama dipakai pada abad 18. Untuk membuat badan kapal berukuran panjang 58,5 meter x lebar 11 meter digunakan 1000 gelondong kayu ek dan kayu pinus, yang kalau dijejerkan panjangnya menjapai 50 km. Kabarnya, kebanyakan kayu tersebut merupakan sumbangan warga Swedia. Hebatnya, setiap penyumbang diberitahu dibagian mana kapal kayu sumbangannya dipakai.

Bagian badan kapal yang tenggelam 5,25 meter dan tinggi di atas permukaan laut 47,00 meter. Berat kapal 1.250 ton. Jumlah awak kapal 80 orang, 50 orang diantaranya adalah sukarelawan. Pada buritan kapal ini ada hiasan ukiran kayu patung Triton yang sedang meniup kerangnya memanggil angin untuk membantu laju kapal. Itu kepercayaan para pelaut pada jaman dahulu.

Untuk menyatukan tubuh kapal ini digunakan paku kapal sebanyak 55.000 paku dan sekitar 20 ton tambang dan kabel dari bahan rami. Layar sebagai penangkap angin ada 26 buah yang dibuat dari kain linen Inggris. Keseluruhan layar berukuran sekitar 2.000m2. dengan layar ini, kecepatan rata-rata 5-8 knot.

Untuk alasan keselamatan, kapal ini dilengkapi dengan mesin dan propeler untuk manuver kapal di perairan yang sempit karena harus berlayar mengarungi perairan yang lebih sibuk dibandingkan abad ke-18 silam. Kemudi kapal Gothebork dibuat seperti aslinya di abad ke-18. Pada waktu cuaca buruk, diperlukan hingga empat awak kapal untuk mengendalikannya. Kapal yang asli dahulu ada meriamnya sebagai senjata pertahanan apabila diserang oleh bajak laut. Kini 10 buah meriam tersebut digunakan khusus untuk acara penghormataan tamu agung yang naik ke kapal dan ketika kapten dan muatannya naik ke kapal.

Sebagai tambahan pengetahuan teman-teman, jalur perjalanan kapal Gothebork adalah sebagai berikut. Pada anggal 2 Oktober 2005, kapal Gothegorg meninggalkan Swedia dengan tujuan akhir Cina. Kota pelabuhan yang disinggahi adalah Vigo – Cadiz – Recife (Brasil)– Cape Town (Afrika Selatan) – Nelson Mandela Metro/pelabuhan Elisabeth (Afika Selatan)– Fremantle (Australia) – Jakarta – Canton (China). Kemudian kembali ke Gotheborg mlalui terusan Suez. Perjalanan ini menyentuh 5 benua.

Jauh kan perjalanan yang ditempuhnya? Asik. Bila dewasa nanti, aku ingin berpetualang mengelilingi dunia dengan kapal ciptaanku.


Catatan tanbahan

Karangan ini kemudian aku kirim ke Koran Anak BERANI dan
diterbitkan sebagai laporan utama pada tanggal 30 November 2006.

Snorkeling di Taman Nasional Kepulauan Seribu

Pada bulanMei lalu aku, ibu dan bapak pergi ke Pulau Pramuka, salah satu dari pulau di Kepulauan Seribu. Kami bergabung dengan satu kelompok penjelajah alam bernama Back Packers Indonesia dengan acara pengenalan kehidupan laut.

Pagi-pagi sekali kami sudah berangkat dari Depok menuju Pelabuhan Marina, Ancol, untuk naik kapal yang menuju Pulau Pramuka. Di pelabuhan, kami bertemu anggota rombongan. Tante Ica, panitia acara ini kemudian membagikan tiket. Kami lalu menaiki kapal bernama KM Kerapu V. Penumpang kapal hanya rombongan kami. Kapal pun berangkat. Dalam perjalanan menuju Pulau Pramuka, kami mendengarkan penjelasan Om Samson, pemandu dari Taman Nasional Kepulauan Seribu, yang memberi tahu nama dan sejarah dari pulau-pulau yang dilalui kapal kami.

Sesampainya di pulau Pramuka, kami langsung ke tempat penginapan yang sudah disediakan. Setelah menaruh barang dan istirahat sejenak, kami pergi ke penangkaran penyu sisik. Di sana kami melihat pengembang-biakan penyu sisik. Penyu sisik adalah salah satu binatang yang dilindungi karena dikhawatirkan akan punah. Di tempat penetasan, aku melihat penyu yang baru keluar dari telur. Di bak pemeliharaan ada penyu yang masih kecil, ada yang mulai beranjak dewasa, dan ada juga yang sudah dewasa. Bahkan ada yang berumur 20 tahun. Aku sedikit takut waktu Om Samson mengangkat seekor penyu sisik yang besar sekali dan memperbolehkan aku mengelusnya.

Setelah puas melihat penangkaran penyu sisik, kami kemudian menyewa pelengkapan snorkeling. Snorkeling adalah kegiatan mengamati biota laut dan terumbu karang dengan menggunakan alat yang bernama snorkel.

Kami pergi ke tempat biota laut dan terumbu karang dengan naik kapal yang bernama Nautilus. Nama kapalnya seperti nama kapal Kapten Nemo dalam novel Jules Verne yang berjudul 20.000 mil Di Bawah Permukaan Laut. Dalam perjalanan menuju lokasi, Om Samson menjelaskan cara memakai peralatan snorkeling, cara bernafas dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tiba di lokasi, Om Samson turun lebih dahulu ke air untuk memeriksa arus laut dan mengikat tali kapal (tali pengganti jangkar) ke terumbu karang yang sudah mati. Setelah dibilang aman, kami boleh turun.

Oh…… indahnya pemandangan. Warna warni rombongan ikan yang berenang di antara terumbu karang. Rasanya seperti melayang di atas taman yang sangat indah. Tidak terasa, pemandu menjemputku yang sedang asyik berenang bersama ikan-ikan untuk kembali ke Nautilus. Kami akan pindah ke tempat biota laut dan terumbu karang yang lain. Di tempat ini juga indah sekali. Waktu tidak terasa, hari telah menjelang sore. Kami harus ke luar dari air.

Saat kami kembali ke penginapan hari sudah menjelang malam. Kami lalu mandi dan membereskan alat-alat snorkeling untuk dipakai besok. Setelah beres-beres, acara selanjutnya adalah bakar ikan di halaman penginapan sambil menonton film tentang kehidupan laut. Kemudian, kami masuk ke museum Taman Nasional Kepulauan Seribu untuk melihat koleksi kerang dan binatang laut. Badan rasanya sudah sangat lelah. Kami masuk ke tempat penginapan bersiap-siap untuk tidur dan aku akhinya terlelap.

Hari kedua, bangun tidur dan sarapan di warung. Lauknya ikan goreng yang rasanya sangat gurih. Setelah itu, Om Dei mengumpulkan semua angota rombongan di pinggir pantai. Acaranya adalah penanaman pohon bakau (manggrove). Aku menjadi tukang cangkul pertama dan menanam pohon bakau yang sudah disediakan. Kapan-kapan, aku akan kembali untuk melihat pohon bakau yang kutanam di pulau Pramuka.

Setelah itu kami langsung bersiap-siap untuk snorkeling kembali. Oh…iya, aku hampir lupa. Terumbu karang ada yang soft coral (karang halus), ada juga yang hard coral (karang keras). Pada waktu snorkeling kemarin, kami mengunjungi hard coral. Sekarang kami mengujungi soft coral. Setelah selesai memeriksa peralatan, kami menuju ke dermaga dan naik kapal Nautilus. Kami pun berangkat.

Sampai di soft coral, paman Samson memeriksa arus air dan mengikat tali kapal ke terumbu karang yang sudah mati. Kami segera terjun ke laut. Tante Ica mengajari aku cara terjun (terjun gunting) dari kapal ke air dengan peralatan snorkeling. Tapi aku tidak berhasil. Aku sempat menelan air laut. Rasanya asin sekali.

Di kawasan soft coral, aku melihat rumahnya Nemo (ikan badut atau clown fish dalam film NEMO). Di tempat soft coral ini lebih banyak bulu babi daripada di hard coral. Ada seorang anggota rombongan kami (orang tersebut adalah kameramen AnTV) pantatnya tertusuk duri bulu babi. Duri tersebut akhirnya berhasil dicabut.

Setelah itu kami pergi ke tempat penangkaran berbagai ikan dalam jaring apung. Aku asyik memancing di tepi geladak jaring apung. Setelah memberi makan ikan-ikan yang ada di jaring apung kami lalu pergi ke tempat pembuatan bandeng tanpa duri.

Di sana kami melihat cara pembuatan bandeng tanpa duri. Ibuku sebenarnya ingin membeli bandeng presto tersebut, tetapi harganya terlalu mahal. Ibuku tidak jadi beli. Di tempat tersebut ternyata juga ada tempat pembiakan ikan kerapu. Setelah melihat-lihat tempat pembuatan bandeng tanpa duri, kami lalu naik kapal Nautilus untuk kembali ke penginapan kami.

Sesampainya di penginapan, kami lalu mandi kembali. Setelah itu kami membereskan barang-barang, bersiap-siap untuk pulang. Setelah makan siang dengan lauk cumi goreng yang lezat di warung, kami beristirahat sambil menunggu kapal datang. Kemudian ada pemberitahuan bahwa kapal telah datang dan kami segera ke dermaga. Nama kapal yang akan membawa kami kembali adalah KM Lumba-Lumba I. Setelah membeli karcis/tiket kapal kami lalu menaiki kapal tersebut.

Di tengah perjalanan aku sampai tertidur karena kelelahan. Pada saat aku dibangunkan ternyata kapal yang kami tumpangi sudah merapat di pelabuhan Marina, Ancol. Setelah itu kami turun ke pelabuhan. Kami duduk berkumpul dan mengucapkan doa singkat. Akhirnya, kami dan rombongan berpisah menuju ke kendaraan masing-masing. Dalam perjalanan pulang aku tertidur kembali. Badanku lelah tetapi hatiku merasa puas.
Depok, Agustus 2006


Catatan tambahan

Acara yang aku ikuti ini berjudul Trip "Parents & Kids" tanggal 25&26 May 2006 yang diadakan oleh PlanetIndonesia. Kemudain, karangan dari pengalaman perjalanan ini kemudian aku kirim ke Kompas. Oleh Kompas, dimuat pada edisi tanggal 1 October 2006.